Popular Posts of The Week

May 21, 2016

Australia Trip 2016 : Experience Garuda Indonesia & Qantas Airlines

Yeayyyy.. Finally gue bisa mulai untuk posting cerita liburan gue ke Sydney beberapa bulan lalu. Yess! Beberapa bulan lalu.. Lama sekali yah.. Hihi.. Tepatnya bulan Mei 2016 lalu (almost 6 months ago), gue akhirnya punya kesempatan untuk melakukan trip ke Sydney bersama dengan seluruh anggota keluarga gue.. Hihi.. 

Berhubung diliburan kali ini gue pergi dan 'disponsori' oleh orang tua gue, alhasil gue kurang bisa bercerita secara detail tentang proses gue mendapatkan visa Australia dan pembelian tiketnya. 

Singkat cerita, gue menggunakan jasa PROGRESS STUDY CONSULTANCY untuk pengurusan visa -nya dan gue berhasil mendapatkan ijin visa turis Australia selama 1 tahun. PROGRESS STUDY CONSULTANCY sendiri sebenarnya adalah bukan tour agent, tetapi lembaga konsultasi pendidikan untuk warga Indonesia yang ingin sekolah ke Australia. Berhubung kakak perempuan gue yang kebetulan sekolah di Australia selalu menggunakan jasa PROGRESS STUDY CONSULTANCY, sehingga sampai sekarang -pun, jika ada pengurusan visa Australia yang dibutuhkan oleh keluarga gue, maka keluarga gue akan meminta bantuan dari PROGRESS STUDY CONSULTANCY. 

Untuk pembelian tiket -nya sendiri terbilang mendadak karena memang visa gue baru diterima sekitar 2 minggu sebelum jadwal keberangkatan yang direncanakan. And too bad.. Ternyata jadwal kedatangan gue ke Australia adalah bersamaan dengan hari Ibu versi Australia. Alhasil, harga tiket jadi lebih mahal daripada biasanya. 

Finally, gue sekeluarga mendapatkan tiket keberangkatan seharga sekitar Rp. 6.000.000,- AN menggunakan pesawat GARUDA INDONESIA (transit di Bali 3 jam) dan tiket kepulangan seharga sekitar Rp. 5.000.000,- AN menggunakan pesawat QANTAS AIRLINES (direct flight to Jakarta). 

Dan hari keberangkatan -pun tiba. I was super excited for this trip.. Gue mendapatkan jam keberangkatan sekitar sore hari dari Jakarta ke Bali dan berhubung gue naik Garuda Indonesia (yang jarang banget terjadi, kecuali kalo gue traveling bareng orang tua), maka tentunya gue sangat menyiapkan perut untuk menikmati kuliner gratis di dalam pesawat ! Dan berikut adalah pesanan gue saat itu..


Beef Lasagna as main course, susu murni, dan puding jeruk. 



Beef Lasagna ala Garuda Indonesia. Gue suka! Superb delicious. Bagian kulitnya tidak terlalu tebal, lembut, lembek, dan lunak. Rasa daging sapi di dalamnya gurih manis dan asin dengan sedikit aroma lada hitam. Tapi isi daging sapi di dalamnya sudah tidak terasa lagi ada potongan daging sapi -nya. Hmm.. Lebih tepatnya sudah seperti selai atau mungkin bubur. Mungkin karena daging sapi di dalamnya sudah sangat dan sudah benar-benar hancur. 


Chicken Rice as main course. Gue sendiri tidak terlalu ingat dengan rasanya, karena memang kurang berkesan di lidah gue. Yang pasti potongan ayamnya cukup manis dan gurih kecap. Not too bad kok.

Setelah selesai melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bali, gue sekeluarga sempat menunggu waktu transit sekitar 3 jam di Starbucks Bandara Ngurah Rai - Bali, sampai akhirnya tiba juga waktunya untuk melanjutkan flight to Sydney. Yeayyyyy.. 

Walaupun transit, tapi tiket yang gue beli adalah sistem fly-through, jadi gue tidak perlu mengurus pengambilan bagasi ketika transit di Bali. Semua bagasi yang gue masukan di Jakarta langsung dapat gue ambil ketika sampai di Sydney nanti. Hihi.. Anyway, terminal keberangkatan internasional di Bandara Ngurah Rai - Bali ternyata jaraknya cukup jauh dari terminal kedatangan domestik. Alhasil, gue harus berjalan cukup jauh melewati lorong besar yang bisa dibilang cukup sepi. 

Tapi ketika sudah tiba di check in counter, beginilah antriannya..


Pppftttt... Panjang tak terhingga.. Anyway, buat kalian yang akan melakukan keberangkatan internasional melalui Bandara Ngurah Rai - Bali, maka kalian harus siapkan waktu lebih yah, karena terminal keberangkatannya cukup jauh dan harus melewati lorong besar yang cukup panjang.. 

Well.. Kegiatan icip-icip berlanjut di penerbangan gue dari Bali ke Sydney. Dan berikut adalah pesanan gue saat itu :D


Roti, Hash Brown, Omelet, Tomat Panggang, dan buah potong. 

Hmm.. Sebenarnya rangkain hash brown, omelet, dan tomat panggang ini adalah suatu paket menu, tapi gue lupa nama menu -nya apa. Hehehe.. Hmm.. Hash brown sendiri adalah kentang yang dihaluskan, kemudian ditumis dengan mentega, kemudian dibentuk (biasanya digepengkan), lalu digoreng. Rasanya cukup oke, walaupun gue sedikit aneh dengan rasa tomat panggang -nya. 


Hmm.. Yang ini tentunya tidak beda jauh dengan menu chicken rice saat penerbangan pertama. Hehehe.. Dan gue lupa rasanya seperti apa.. Ooh yah.. Selain main course, selama penerbangan gue juga sering diberikan snack, seperti kebab, roti, kopi, dll. 

Perjalanan dari Bali ke Sydney memakan waktu sekitar 6 jam. Saat itu penerbangan dari Bali dimulai sekitar jam 11 malam dan akhirnya gue tiba di Sydney sekitar jam 8 pagi (karena ada perbedaan waktu sekitar 3 jam antara Jakarta dan Sydney). 

Penerbangan dengan Garuda Indonesia cukup nyaman. Setelah kenyang makan, gue bisa tidur dengan nyenyak tanpa merasa ada guncangan apapun saat itu. Hiburan di dalam Garuda Indonesia juga cukup lengkap, baik dari film dan musik yang disajikan di layar pribadi untuk setiap penumpang. 

Oooh yaa, bulan Mei sendiri adalah bulan dimana Sydney sudah memasuki musim dingin. Jadi gue sekeluarga juga sudah harus menggunakan mantel sepanjang perjalanan (walaupun belum benar-benar musim dingin). Hihi.. 

Okayyy deh, setelah cerita tentang penerbangan gue dari Jakarta ke Sydney, gue mau sedikit cerita juga tentang penerbangan gue ketika pulang dari Sydney ke Jakarta. Dari apartemen tempat gue sekeluarga menginap, gue sekeluarga menggunakan jasa transportasi MAXI TAXI (taksi lokal di Australia dengan ukuran mobil lebih besar dan ada fasilitas baby seat di dalamnya). 


Tarif -nya memang lebih mahal 50% dari taksi yang ukuran mobil -nya seperti sedan. Tapi jika menggunakan 2 taksi ukuran sedan, harganya akan jadi lebih mahal juga kan.. Huhu..  

Well.. Awalnya gue pikir perjalanan gue dari Sydney ke Jakarta akan senyaman dari Jakarta ke Sydney. Apalagi menggunakan maskapai asli dari Australia, yaitu QANTAS AIRLINES dengan fasilitas yang sedikit 'lebih' dari Garuda Indonesia, seperti adanya tempat tidur bayi dan pemberian fasilitas iPad kepada seluruh penumpang untuk mendengarkan musik dan menonton film.


 Nah, yang gue beri tanda kotak biru adalah tempat tidur bayi, yang bisa dibuka (jadi bentuknya akan seperti meja bagi orang tua si bayi) dan bayi bisa tidur di atasnya. Ini merupakan fasilitas lebih menurut gue, karena bayi bisa tidur dengan nyaman (meluruskan badannya) tanpa harus tidur dengan posisi dipangku oleh orang tuanya. 


Nah, jika Garuda Indonesia dan pesawat lain pada umumnya memberikan fasilitas layar pribadi di bagian belakang kepala bangku penumpang, maka di QANTAS AIRLINES, fasilitas tersebut diberikan dalam bentuk satu iPad untuk setiap penumpang. Menurut gue ini termasuk fasilitas lebih dibandingkan dengan pesawat lain, karena dengan iPad gue tidak harus duduk tegak mengarah ke arah tertentu jika ingin menonton film. 

Namun kelebihan fasilitas tersebut ternyata tidak membuat gue merasa nyaman atau lebih nyaman selama penerbangan.. Hmm.. Entah apakah saat itu cuaca sedang tidak baik atau memang maskapai QANTAS AIRLINES tidak senyaman Garuda Indonesia...?? 

Sepanjang perjalanan, pesawat selalu terasa mengalami benturan sehingga terus berguncang, gue sama sekali tidak bisa memakan makanan apapun yang disediakan (apalagi mengambil fotonya), karena guncangan cukup kuat dan sering terjadi sehingga gue sangat mabok dan pusing sekali. Bahkan untuk tidur saja gue tidak bisa.. And too bad.. Guncangan itu harus gue rasakan sepanjang perjalanan (almost 8 hours) tanpa henti.. 

Gue sempat memesan Singapore Kwetiau, tetapi yang terjadi adalah makanan tersebut sama sekali tidak bisa gue makan. Selain guncangan yang kencang, rasa makanan yang katanya Singapore Kwetiau tersebut juga aneh. Kwetiau -nya justru seperti kwetiau tumis basah (bukan kwetiau goreng seperti keterangan di menu -nya) dan rasanya hambar. Gue juga mendengar salah satu penumpang lainnya berkata 'Kwetiau Singapore kayak begini...??' 

First experience yang cukup buruk dan membuat gue akan berpikir dua kali untuk naik QANTAS AIRLINES lagi sih.. Huhu.. 

Oke deh guys, sekian cerita gue mengenai penerbangan menuju dan dari Australia.. Di post berikutnya gue akan ceritakan tempat wisata dan kuliner-kuliner yang berhasil gue cicipi selama liburan di Australia.. Seee yaaa...

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...