Ketika sedang mengunjungi Yogyakarta, gue sebenarnya berencana mengunjungi Lupis Mbah Satinem yang sedang nge-hits karena masuk di salah satu program acara Netflix. Beruntung, lokasi Lupis Mbah Satinem yang terletak di Jl. Bumijo ternyata sudah terdaftar di google maps sehingga tidak menyulitkan pencarian ketika memesan taksi online.
Menurut informasi dari google, Lupis Mbah Satinem buka dari jam 6-8 pagi saja. Yaps... Hanya 2 jam saja dan sudah dijamin habis oleh para pembeli. Saat itu memang sedang bulan puasa, tetapi karena melihat banyak pedagang yang tetap berjualan pada siang hari dan informasi di google menunjukkan jam buka yang masih sama, yaitu pada jam 6-8 pagi, maka gue dkk dengan percaya diri mengunjungi Lupis Mbah Satinem pada jam 7 pagi. Setelah tiba di lokasi, unfortunately, inilah yang kami dapati :
Lokasi pinggiran toko tempat Mbah Satinem berjualan lupis |
Yaps, pinggiran toko yang kosong tanpa penjual makanan apapun. Ketika gue dkk bertanya kepada petugas polisi yang sedang berpatroli, mereka bilang bahwa di bulan puasa ini, Mbah Satinem baru berjualan di sore hari :( Hiks. Pupus sudah harapan gue, mengingat hari tersebut adalah hari terakhir gue di Yogyakarta.
Ya sudah, karena masih pagi, gue dkk memutuskan menyusuri Jl. Bumijo untuk mencari sarapan. Oh yah, lokasi pinggiran tempat berjualan Lupis Mbah Satinem ini terletak persis di samping Pesonna Hotel :
Dari Pesonna Hotel, gue dkk berjalan sekitar 500 meter (sepertinya) ke arah Jl. Bumijo dan mendapati tempat makan yang membuat gue dkk penasaran, yaitu Bakmoy Timlo WAPO di Jl. Bumijo.
Lokasi Bakmoy Timlo WAPO di Jl. Bumijo ini terletak di seberang Hotel Dieng Permai, seperti foto di bawah ini :
Awalnya gue pikir Bakmoy itu adalah sejenis Bakmie, tapi ternyata gue salah. Hehehe.. Gue dkk akhirnya memutuskan untuk masuk ke tempat makan Bakmoy Timlo WAPO di Jl. Bumijo ini, berikut adalah review lengkapnya :
Dari suasana tempatnya, Bakmoy Timlo WAPO di Jl. Bumijo ini memang tidak besar, konsepnya juga sesuai namanya, yaitu WAPO alias Warung Pojok, memang benar-benar seperti warung yang hanya terdiri dari 3-4 meja saja. Tetapi rasa masakan yang disajikan sangat enak.
Berikut menu yang mereka sediakan :
Dan berikut adalah pesanan gue dkk saat itu :
Nasi Timlo Campur - IDR 12.000,- / porsi |
Sebagian orang Solo pasti sudah tau apa itu Nasi Timlo. Yaps, seperti foto di atas, Nasi Timlo adalah nasi dengan kuah gurih (yang gue yakin adalah kaldu ayam), diberikan tambahan Potongan Telur Kecap / Semur, dan potongan Risol Goreng berisi Ayam Suwir. Rasanya enak sekali dan kuahnya sangat segar..
Yang dimaksud Nasi Timlo Pisah adalah kuah dan nasinya dipisah. Nasi Timlo Campur adalah kuah dan nasinya dicampur. Nasi Timlo Komplit adalah dengan diberi tambahan Ati Ampela Ayam.
Nasi Bakmoy Campur - IDR 12.000,- / porsi |
Nah, kalau Nasi Bakmoy adalah sama dengan Nasi Timlo, hanya saja isinya adalah potongan Tahu Kecap (tetapi tidak sekecap Telur Kecap / Semur yang ada di Nasi Timlo).
Oh yah, untuk sambalnya sendiri, Bakmoy Timlo WAPO di Jl. Bumijo ini menyediakan dalam bentuk yang seperti ini :
Nah, karena tidak ingin merusak cita rasa kuah dari Nasi Timlo dan Nasi Bakmoy yang sudah dipesan, maka gue dkk memutuskan untuk tidak mencicipi sambal ini, karena rasa kuah originalnya sudah sangat enak dan segar :D
Selain itu, gue juga sempat mencicipi Bakso Goreng Ayam Udang berukuran mini yang dijual di Bakmoy Timlo WAPO di Jl. Bumijo ini :
Bakso Goreng Mini - IDR 7.000,- / bungkus isi 6 pcs |
Rasanya enak, baksonya garing di luar dan bersarang di bagian dalamnya.
Gue suka sekali dengan sarapan pagi yang tidak disengaja di Bakmoy Timlo WAPO di Jl. Bumijo ini. Sangat enak, sehat, dan juga murah. Hehehe.. Okay deh guys, sekian cerita dari gue. Seee yaaaa...
Bakmoy Timlo WAPO
Jl. Bumijo - Yogyakarta
(seberang Hotel Dieng Permai)
0 comments:
Post a Comment