Popular Posts of The Week

January 09, 2021

Baduy Trip (Part 1) : Perjalanan Menuju Baduy Dalam

Karena ingatan bisa saja memudar, maka postingan ini dibuat untuk membantu gue menyimpan sebagian ingatan perjalanan gue menuju Baduy :)
 

  Ini adalah perjalanan pada bulan November 2019. Saat itu gue dkk memutuskan menggunakan jasa @jejak_baduy untuk memandu perjalanan menuju dan selama di Baduy. Perjalanan dimulai sejak pagi hari, tentunya dari rumah masing-masing menuju meeting point di Stasiun Rangkasbitung. 

Ternyata, Stasiun Rangkasbitung itu jauh sekali, bahkan membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan menggunakan KRL dari Stasiun Tanah Abang. Gue, tentu saja tertidur sepanjang perjalanan. 

Saat itu adalah hari Sabtu, gue dkk tiba di Stasiun Rangkasbitung sekitar jam 9 pagi. Sejujurnya gue cukup terkejut, Stasiun Rangkasbitung ternyata ramai sekali. 

Suasana Ketika Turun Gerbong KRL

Suasana Depan Stasiun Rangkasbitung

Gue dkk bergegas menghubungi tour guide kami. Setelah bertemu dan menunggu beberapa peserta lainnya, akhirnya gue dkk melanjutkan perjalanan menuju Ciboleger, yang merupakan gerbang utama menuju Baduy Luar dan tentunya Baduy Dalam. Dari Stasiun Rangkasbitung, gue dkk menaiki mobil/angkot yang sudah disediakan oleh tour guide. 

Oh iya, harga yang gue dkk bayar ke @jejak_baduy adalah termasuk (1) transport dari Stasiun Rangkasbitung sampai nanti kembali lagi ke Stasiun Rangkasbitung. (2) Untuk makanan dan minuman, hanya ditanggung selama berada di Baduy Dalam saja, yang tentunya dimasak oleh warga Baduy Dalam. Selama belum tiba di Baduy Dalam, maka makanan dan minuman kita beli sendiri yah. Jajanan diluar makanan inti juga ditanggung sendiri. (3) Lalu untuk tempat tinggal, tentunya di rumah warga Baduy Dalam. (4) Setelah perjalanan selesai, seluruh peserta diberi souvenir seperti tas rajut gitu deh. (5) Pengawasan, pendampingan, serta foto-foto. Hehe..

Lanjut ke perjalanan dari Stasiun Rangkasbitung menuju Baduy Luar. Perjalanannya cukup berliku-liku, ada tanjakan dan turunan juga, tetapi jalanannya sendiri sudah cukup baik, yang gue ingat sudah beraspal. Saat itu, cuaca sangat panas terik, walaupun ada di dalam mobil, tapi gue bisa merasakan teriknya cuaca di luar. Setelah 20 menit, akhirnya gue dkk tiba di Baduy Luar.

 Foto-foto di bawah ini adalah area luar dari Baduy Luar.




Di Baduy Luar sudah ada minimarket guys. Bukan di dalam Baduy Luar nya sih, tetapi di area luarnya. Hehe.. 

Perjalanan menyusuri Baduy Luar sampai dengan menuju Baduy Dalam akan sangat panjang dan melelahkan. Jadi tour guide kami memberikan waktu untuk istirahat, makan siang, ke toilet, dan bersiap-siap terlebih dahulu. 


Karena tau akan menghadapi perjalanan panjang yang melelahkan, gue memutuskan untuk mengkonsumsi banyak karbo. Nasi dan mie instan adalah pilihan yang tepat dan... nikmat. HAHAHA..

Oh yah, walaupun akan sangat melelahkan, gue sarankan kalian tidak usah membawa banyak botol minuman, karena hanya akan menambah beban tas kalian. Bawa saja 1 botol, jika habis, jangan khawatir! Di sepanjang perjalanan, ada banyak penduduk Baduy yang berjualan minuman :) 

Ya, karena tau bahwa akhir pekan biasanya banyak turis yang datang mengunjungi Baduy, mereka akhirnya sering berjualan keliling. Jadi mereka akan membawa botol minuman itu dengan ember, yang terkadang ada es batunya juga untuk minuman dingin, dan mereka akan berpindah-pindah tempat mengikuti para turis berjalan. 

Ok, perjalanan dimulai dengan memasuki area Baduy Luar. Seingat gue, saat itu gue dkk memulai sekitar jam 12an siang. WOW, panas banget pastinya :D

Briefing

Anak-anak di area luar Baduy banyak yang menjual kayu sebagai alat bantu berjalan menuju Baduy Dalam. Maklum, trek yang akan dilalui cukup beragam, dari tanjakan, tanjakan, tanjakan lagi, bahkan turunan yang bebatuan. Harganya murah kok, saat itu hanya sekitar Rp. 5.000,-. 

Lalu anak laki-laki Baduy Dalam (yang suka main ke Baduy Luar) juga menawarkan jasa porter. Mereka akan membawakan tas kita sepanjang perjalanan. Biaya jasanya adalah sukarela dari kita. Awalnya gue berpikir bahwa tas bisa dibawa sendiri, tetapi begitu mengetahui lelahnya perjalanan menuju Baduy Dalam, gue akhirnya menyadari sangat berartinya jasa porter mereka.

Selama di area Baduy Luar, kita masih diperbolehkan mengambil gambar atau video. Ketika mulai memasuki area depan Baduy Luar, gue masih menemukan banyak pengrajin kain, bahkan ada sekolah yang cukup bagus lengkap dengan lapangan upacaranya. Sudah cukup modern yah..



Semakin dalam masuk ke area Baduy Luar, suasana 'pedalaman' nya sudah mulai terasa.



Bersama KASDI

Ini namanya Kasdi, salah satu anak Baduy Dalam. Di awal perjalanan, gue dkk merasa tidak membutuhkan porter, tetapi walaupun begitu ada banyak anak-anak (termasuk Kasdi) yang tetap menemani kita sepanjang perjalanan. Kasdi ini baik dan lucu, sudah bisa Bahasa Indonesia sedikit-sedikit. FYI, masih banyak anak Baduy Dalam yang belum bisa Bahasa Indonesia dan tidak tau umur mereka berapa.

Singkat cerita, di tengah perjalanan, teman gue menggunakan jasa Kasdi sebagai porter, hehehe. 

Perjalanan semakin berlanjut, semakin melelahkan, dan semakin menantang. Gue lupa berapa lama tepatnya menyusuri Baduy Luar sampai akhirnya gue memasuki area Baduy Dalam, di mana gue dkk sudah tidak boleh lagi mengambil gambar dan video. Berikut adalah gambar-gambar sepanjang menyusuri Baduy Luar menuju Baduy Dalam : 


Sejujurnya, tanjakan itu sudah seperti tanah datar buat orang-orang Baduy. Buat mereka, tanjakan dari Baduy Luar menuju Baduy Dalam itu hanya 2-3 tanjakan, yang mana itu benar-benar tanjakan curam dan tinggi sekali. Sisanya, mereka sebut sebagai tanah landai, termasuk 2 foto di atas. 

 "Itu hanya Tanah Landai.." - teringat kata-kata Kasdi ke gue dkk saat itu.



Turunan bebatuan dengan ukuran jalan yang sempit juga tidak kalah menantang. Nengok sedikit, sudah ada jurang :))

Walaupun banyak minum sepanjang perjalanan, untungnya tidak ada rasa kebelet pipis lho guys. Mungkin karena cairan tubuh seluruhnya keluar lewat keringat dan tenaga juga terkuras habis. 

Ini adalah Ladang nya para warga Baduy. Mereka menanam di Ladang tersebut.

Kasdi yang dengan setia menemani perjalanan gue dkk.
Tidak jarang di tengah perjalanan kita akan berpisah dengan rombongan, mengingat kecepatan berjalan yang berbeda-beda, belum lagi tingkat istirahat yang dibutuhkan seseorang juga beragam. Adanya porter ini juga membantu kita untuk menemani dan mengarahkan rute selama perjalanan.


Another tanjakan tanah landai. 




Kalo tidak salah ingat, jembatan dan foto gue di atas adalah lokasi terakhir gue dkk boleh mengambil gambar dan video sebelum benar-benar memasuki Baduy Dalam.

Setelah memasuki Baduy Dalam, tanah landai belum berakhir guys, masih ada banyak tanah landai dan Tanjakan Cinta (tanjakan beneran buat warga Baduy). Tanjakan Cinta ini sangat tinggi, penuh bebatuan dan pasir. Jika tidak menggunakan alat topang kayu selama berjalan, maka kita harus ekstra hati-hati, tanjakan yang penuh pasir seringkali membuat yang berjalan tergelincir. Walaupun ukuran jalannya cukup lebar, tetapi di sampingnya sudah ada 'ladang' atau 'jurang' yah (gue lupa) yang sangat curam. 

5 jam berjalan kaki (termasuk berhenti-henti untuk istirahat di jalan), akhirnya gue dkk tiba di rumah Ayah Naldi, tempat gue dkk akan menginap. Untuk kisah selanjutnya di Baduy Dalam, silahkan lanjut di postingan berikut yah : ...
 
See yah :)
 
 
BADUY SERIES 2019

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...