Popular Posts of The Week

May 07, 2020

Pengalaman Waisak di Borobudur

Halo semuanya! Postingan ini gue tulis saat hari raya Waisak 2020, saat kita semua sedang tidak bisa merayakan Waisak secara langsung karena Covid-19. Tapi jangan khawatir, karena hal yang ingin gue ceritakan di postingan kali ini adalah pengalaman perayaan Waisak 2019 di Candi Borobudur. Memang telat setahun sih untuk ceritanya, tetapi semoga bisa memberikan informasi bagi kalian yang ingin merayakan Waisak di Borobudur.

Dulu, perayaan Waisak di Borobudur sebenarnya dibuka untuk umum, tetapi karena ketidakteraturan yang terjadi saat pelaksanaan, akhirnya beberapa tahun belakangan ini perayaan Waisak di Borobudur hanya terbuka untuk kalangan tertentu, yaitu yang tergabung dan/atau dikoordinasi oleh organisasi tertentu. Bagi umat Buddha, mungkin mereka bisa bergabung dengan organisasi di Wihara masing-masing, tetapi bagi non-umat bisa mengikuti beberapa group tour yang sudah memiliki ijin dan berkerjasama dengan panitia pelaksana. Saat itu gue dkk memutuskan untuk menggunakan jasa www.touraadc2.com yang dari websitenya sudah beberapa tahun berturut-turut mengadakan tour Waisak di Borobudur.

Tour AADC2 ini memiliki beberapa paket tour Waisak di Borobudur, yaitu Full Prosesi, Half Prosesi, dan Open Trip. Untuk Full Prosesi, kalian akan mengikuti seluruh rangkaian acara, yaitu Pawai, Pelepasan Lampion, dan Puja Bakti. Untuk Half Proses, kalian hanya akan mengikuti Pawai dan Pelepasan Lampion. Sedangkan untuk Open Trip, kalian hanya akan mengikuti Pelepasan Lampion dan sisanya ke destinasi wisata Yogyakarta yang tidak ada hubungannya dengan perayaan Waisak. Saat itu gue dkk memutuskan untuk mengikuti Full Prosesi dengan harga IDR 495.000,- (meeting point di Yogyakarta, harga tidak termasuk penginapan, tetapi termasuk transportasi, makan, dan minum selama tour).

***
Saat itu, detik-detik Waisak tiba pada Minggu, 19 Mei 2019 Pkl. 04.11 WIB (subuh guys). Tetapi rangkaian acara sudah dimulai sejak Sabtu pagi melalui kegiatan Pawai di Candi Mendut. Meeting point gue dkk dengan Tour AADC2 adalah di seberang Hotel Grand Inna Malioboro sekitar Pkl. 07.30 WIB. Ketika sudah berkumpul lengkap dengan peserta lainnya, kami semua mulai menuju ke Candi Mendut dengan menggunakan bus. Di dalam bus, panitia sudah mulai membagikan kartu peserta dan tiket Pelepasan Lampion.

Untuk tiket lampion ini kita sudah tidak bayar lagi yah guys, karena sudah termasuk ke dalam biaya tour.

Bus nya sendiri tidak berhenti langsung di dekat Candi Mendut yah guys, tapi di sebuah lapangan yang gue lupa namanya apa, dari lapangan tersebut kita semua harus berjalan kaki ke Candi Mendut yang berjarak sekitar 20 menit. Kenapa demikian? Karena memang akses kendaraan menuju Candi Mendut sudah ditutup untuk perayaan atau pawai Waisak ini.

Oh yah, gue sarankan untuk tidak membawa banyak barang yah, karena bus nya juga hanya sistem drop saja, lalu perjalanan selama tour akan sangat panas dan melelahkan. Jadi siapkan stamina, topi, kacamata, handuk kecil, baju ganti (jika perlu), sunblock, pakaian dan sepatu yang nyaman, dll yang kalian perlukan.


Untuk masuk ke kawasan Candi Mendut saat perayaan Waisak, kita harus melewati penjagaan yang cukup ketat.


Nah, saat gue dan rombongan tiba, Pawai memang belum dimulai, tetapi acara kebaktian sebelum Pawai sudah dimulai (bukan kebaktian Puja Bakti atau detik-detik Waisak yah). Pengunjung dipersilahkan mengambil foto tetapi harus tetap memperhatikan kondisi umat yang sedang beribadah yah dan bagi peserta yang tidak ingin mengikuti kegiatan ibadah/kebaktian, bisa menunggu saja kok di dalam/sekitaran lokasi.


Nah, sekitar 30 menit setelah gue dkk tiba, acara kebaktian ini selesai dan dilanjutkan dengan Pawai. Kebetulan saat itu bertepatan dengan jam makan siang, jadi kita semua makan siang dulu deh :D

Makan Siang dari Panitia Tour. Jika kalian Vegetarian, kalian bisa info ke Panitia Tour sebelum Tour dilaksanakan yah, biar disesuaikan.

Lalu, gue nambah jajan Bakso deh di depan Candi Mendut, hehehehe..

Murah meriah, IDR 10.000,- per porsi dan rasanya cukup enak!

Nah, ketika sedang makan siang, gue dkk sempat melihat para petugas Pawai yang sudah bersiap untuk memulai Pawai.


Nantinya gue dkk akan berjalan kaki bersama dengan para petugas Pawai ini sampai ke Candi Borobudur yang berjarak sekitar 4 kilometer. Bagi peserta yang merasa tidak sanggup berjalan kaki sejauh itu, maka dipersilahkan menyewa andong yang biasanya ada di sekitaran jalan. Saat itu gue dkk memutuskan untuk menikmati jalan kaki walaupun cuacanya sangat terik.


Setelah berjalan kaki hampir 2 jam (dan berhenti sesekali untuk istirahat), gue dkk akhirnya tiba di komplek Candi Borobudur. Perjalanan yang benar-benar melelahkan guys, huft! Nah, untuk masuk ke komplek Candi Borobudur, gue dkk juga harus melewati penjagaan yang cukup ketat, makanya diusahakan agar kita tidak berada jauh-jauh dengan rombongan tour kita yah..


Setelah tiba di Candi Borobudur, di sinilah waktu menunggu menjadi cukup lama. Jika tidak salah ingat, gue dkk tiba sekitar Pkl. 14.30, sedangkan Pelepasan Lampion baru akan dimulai sekitar Pkl. 19.00. Saat itu gue dkk akhirnya dipersilahkan beristirahat dan free time.

Sayangnya, di komplek Candi Borobudur, tidak ada tempat yang cukup nyaman untuk beristirahat. Jadilah gue dkk duduk dan rebahan di rumput dengan stok matras seadanya yang dimiliki panitia tour.


Nah, sebelum matahari terbenam, gue dkk mengambil foto di depan Candi Borobudur nya, karena warna langit cukup indah saat itu :) Setelah itu, lanjut makan malam deh..


Setelah selesai makan malam, gue dkk menuju lokasi Pelepasan Lampion. Ketika berjalan kaki inilah gue dkk melihat banyak sekali camp panitia yang didirikan di dalam komplek Candi Borobudur ini. Camp tersebut biasanya dipisah berdasarkan masing-masing organisasi / perkumpulan umat Buddha seluruh Indonesia. Saat itu gue dkk baru sadar bahwa acara sebesar ini ternyata melibatkan jumlah petugas / panitia yang sangat banyak dan dari seluruh Indonesia atau seluruh aliran agama Buddha yang ada di Indonesia.

Setelah tiba di lokasi Pelepasan Lampion, gue dkk mulai antri serta memperlihatkan kartu peserta dan tiket lampion ke petugas setempat.


Setelah gue dkk masuk, petugas yang ada dengan sigap mengarahkan seluruh peserta untuk mengambil posisi (tempat duduk) masing-masing. Gue dkk dengan patuh mengikuti arahan petugas.


Pembawa acara Pelepasan Lampion ini menggunakan 2 bahasa, yaitu Bahasa Inggris dan Indonesia. Banyak sekali peserta yang berasal dari luar negeri bahkan luar Asia, selain itu gue juge menemukan beberapa petugas yang berasal dari luar negeri (mungkin dari perkumpulan organisasi Buddha dari luar negeri kali yah).

Acara Pelepasan Lampion ini dibuat menjadi 2 sesi mengingat banyaknya jumlah peserta yang ada, kebetulan gue dkk mendapat jadwal sesi pertama. Nah, setiap peserta disetiap sesi mendapat kesempatan 2 kali untuk menerbangkan lampion. Setelah sesi pertama selesai dan para peserta keluar lokasi, baru deh sesi kedua dimulai dengan peserta yang berbeda..

Selama acara, kita harus benar-benar mengikuti panduan pembawa acara tentang tata cara memegang, menyalahkan, dan menerbangkan lampion. Jika tidak patuh, bisa mengakibatkan kebakaran lho guys. Petugas akan membagikan 1 buah lampion untuk sekitar 3-4 orang (iya, jadi 1 lampion itu memang rame-rame), untuk pembagian 3-4 orang nya sendiri sebenarnya tergantung posisi duduk saja sih, biasanya 3-4 orang itu selain diri kita, di samping kita 1 orang, dan di depan atau di belakang kita 2 orang. Sebelum menyalahkan lampion, kita juga bisa menuliskan harapan kita pada sticker yang tersedia lalu ditempelkan di lampion.

Dan seperti inilah penampakan acara Pelepasan Lampion nya :)

Foto dari Drone Petugas

Semua harus mengikuti arahan Pembawa Acara, mulai dari membuka, menyalahkan api, dan menerbangkan lampion. Sehingga lampion bisa terbang serempak bersamaan..

Sumringah, setelah menerbangkan lampion 2 kali :)

Setelah selesai Pelepasan Lampion, gue dkk kembali ke lokasi istirahat sebelumnya untuk menunggu acara Puja Bakti. Unfortunately, Puja Bakti baru akan dimulai sekitar Pkl. 01.00, mengingat detik-detik Waisak yang jatuh sekitar Pkl. 04.11 (jika detik-detik Waisak nya tidak subuh atau jatuh pada waktu yang lebih awal, mungkin jadwal acara tidak harus membuat kita menunggu lama). Oh yah, untuk peserta yang mengambil paket tour tanpa Puja Bakti, maka mereka saat itu langsung pulang ke Yogyakarta.

Gue dkk akhirnya mencoba tidur (rebahan) dengan matras seadanya, menggunakan tas sebagai bantal, dan kain/jaket sebagai selimut. Semakin malam, udara menjadi sangat dingin dan membuat gue merasa sangat tidak nyaman pada waktu menunggu itu (bodohnya gue tidak bawa jaket sama sekali, hanya kain bali yang tipis saja, karena gue terlalu fokus pada cuaca panas pada siang hari, gue tidak menyangka pada malam hari akan sedingin itu - sampai keluar asap dari mulut gue saat bicara).

Setelah sekitar 3-4 jam menunggu dengan ketidaknyamanan itu, gue dkk akhirnya berjalan menuju lokasi Puja Bakti.


Percayalah, tidak semua orang bisa sanggup melewati Puja Bakti ini. Mengingat kondisi yang sudah lelah (dari Sabtu pagi berjalan kaki panas-panasan), cuaca yang sangat dingin, waktu tengah malam yang membuat ngantuk, dll. Tapi gue dkk merasa bangga bisa menyelesaikannya walaupun sambil ketiduran sesekali saat Puja Bakti.

Jadi acara Puja Bakti ini berisi pembacaan parita dari setiap aliran agama Buddha yang ada di Indonesia (Theravada, Mahayana, Maitreya, etc). Gue dkk mendengarkan perbedaan cara baca, bahasa, dan juga pakaian yang digunakan oleh masing-masing aliran. Setelahnya, ada sesi mendengarkan ceramah dari Bhante, dan meditasi sampai detik-detik Waisak tiba (saat inilah sejujurnya gue tertidur).

Ketika Pkl. 04.11, Bhante akan memukul sebuah gong besar beberapa kali yang menandakan detik-detik Waisak. Setelah itu Puja Bakti dilanjutkan dengan sesi pradaksina yang merupakan sesi berjalan kaki mengitari Candi Borobudur sebanyak 3 kali.


Saat sesi pradaksina selesai, Puja Bakti ditutup dengan pembacaan parita penutupan. Saat itu, langit sudah mulai terang.


Akhirnya, selesai juga rangkaian perayaan Waisak 2019 di Candi Borobudur. Lelah?? Tentu saja. Gue dkk memulai sejak Sabtu pagi dan berakhir pada Minggu pagi, tanpa tidur, tanpa mandi, kepanasan, kedinginan, seluruh badan pegal, menunggu lama, dll. Tetapi semuanya itu terbayar dengan pengalaman yang tidak bisa gue lupakan. Suasana mengikuti Pawai, Pelepasan Lampion, Puja Bakti yang seluruhnya mengajarkan gue dkk kesabaran dan pelatihan diri dalam menghadapi hal-hal yang 'tidak menyenangkan/menyamankan' diri jasmani.

Terima kasih semuanya <3

Selesai pembacaan parita penutup, gue dkk langsung naik ke bus dan kembali ke Yogyakarta. Di perjalanan tentu saja gue tertidur cukup pulas. Ketika sampai di Yogyakarta, gue dkk langsung sarapan terlebih dahulu di warung makan sekitar drop point (untuk mencegah masuk angin), dan langsung kembali ke hotel. Sampai di hotel, gue dkk langsung mandi dan tidur untuk memulihkan stamina. Gue inget banget, saat itu gue selesai mandi Pkl. 09.00 dan tidur sampai jam 3 sore :D

Oke deh guys, itu saja cerita gue kali ini mengenai pengalaman merayakan Waisak di Borobodur. Semoga cerita ini bisa memberikan informasi bagi kalian yahhh :)

See yaa...

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...