[ picture from : http://simpleisgud.blogspot.com/2011/08/balasan-apa-yang-diberikan.html ]
Tapi buat gua, hari
natal lebih dari sekedar hari dimana gua berharap santaclause datang dan
memberi gua hadiah. Hari natal menjadi hari dimana gua selalu berharap ayah
akan kembali pulang memenuhi janjinya, janjinya untuk tetap tinggal bersama
kami, menghabiskan seluruh waktu disisa hidupnya, bersama kami, keluarganya.
Ini bermula ketika
umur gua 7 tahun, saat itu gua masih duduk di kelas 2 SD. Kehidupan ku awalnya
sangat menyenangkan, gua sama sekali gak merasakan kekurangan apapun, baik dari
segi ekonomi, pendidikan, maupun kasih sayang dari orang tua dan kakak ku. Tapi
entah kenapa, karena suatu hal yang gua masih gak ngerti saat itu, ayah harus
melakukan perjalanan dinas ke Aceh. Ibu kelihatannya sedih, tapi ia selalu
tampak tegar di depan gua dan Kak Edgar. Dibanding gua, gua yakin kalau Kak
Edgar lebih paham kondisi yang sedang terjadi, mengingat umurnya yang saat itu
udah mencapai 14 tahun, gua yakin dia paham apa yang terjadi, tapi dia selalu
bilang kalau semuanya baik-baik ajah.
Jakarta Aceh
merupakan jarak yang jauh, karena alasan itulah akhirnya ayah jarang sekali
pulang, bahkan di hari natal. 25 Desember 1998, Ini kali pertama gua merayakan
natal tanpa ayah, hanya ada ibu dan Kak Edgar. Kondisi itu tidak mengurangi
kegembiraan gua, karena toh gua masih dapet hadiah natal dari ibu dan Kak
Edgar, juga ayah. Kegembiraan gua semakin bertambah ketika ayah menelpon di
hari natal.
" Eldad, selamat
hari natal yah. Bagaimana hadiah yang ayah kirimkan untuk kamu, suka tidak ?
"
" Suka yah.
Selamat hari natal juga yah untuk ayah. Disana ayah ke gereja sendiri saja donk
? "
" Iya, tadi pagi
ayah sudah ke gereja, walaupun sendiri, tapi ayah selalu merasa pergi ke gereja
bareng kalian kok.. "
" Ayah, kapan
kembali kerja di Jakarta
? Ayah gak akan selamanya di Aceh khan ? Eldad kangen sama ayah.. "
" Secepatnya
nak, ayah janji akan tetap tinggal bersama kalian, merayakan hari natal bersama
dengan kalian, menghabiskan sisa hidup ayah bersama kalian, kalian khan
segalanya buat ayah. Ayah juga kangen sama kalian. "
" Asiiikk.. Janji harus ditepati lho yah..
"
" Pasti, kamu
sama Kak Edgar harus saling menjaga selama ayah tidak di rumah, jaga ibu mu
juga yah, jangan nakal. "
Dan waktu berjalan
sangat cepat, tidak terasa 5 tahun sudah ayah dinas kerja di Aceh. Selama waktu
tersebut, ayah belum pernah sekalipun kembali ke Jakarta .
Kami hanya berkomunikasi lewat telepon. Entahlah, kondisi keuangan di keluarga
kami semakin hari semakin memburuk. Kini aku sudah masuk SMP, aku sudah mulai
bisa merasakan apa yang tengah terjadi di keluarga ku selama ini.
" Ka, kenapa
ayah gak pernah pulang sekali pun yah ? Jakarta Aceh sieh emang jauh, tapi masa
ayah gak pernah punya uang untuk beli tiket pulang sieh.. "
" Ayah punya, tapi kalau ayah pake untuk
beli tiket, nanti kamu dan kakak gak bisa makan lagi.. "
" Segitunya kah,
Kak ? "
Ka Edgar kini sudah
kuliah, oleh karena itu biaya pendidikan yang harus dikeluarkan ayah juga
semakin bertambah besar. Sejak kepergian ayah ke Aceh, ibu mulai membuka usaha
catering untuk membantu perekonomian keluarga. Usaha catering ibu
berjalan lancar. Walau tampak lelah, ibu tidak pernah mengeluh. Bisa dikatakan
dari usaha catering ibu lah, kondisi perekonomian keluarga menjadi sangat terobati.
25 Desember 2003,
tidak terasa natal telah tiba lagi, ayah tidak pernah lupa mengirimkan kado
natal untuk ku dan yang lainnya. Kali ini, aku sudah mulai bisa merasakan sedih
di hati ku, ketika menerima telepon dari ayah.
" Eldad, selamat natal yah, nak. Bagaimana
kado dari ayah, suka tidak ? "
" Ayah kapan pulang ? " jawab ku tanpa
memperdulikan pertanyaan ayah tentang kado natalnya.
Aku merasakan
kebisuan ayah.
" Eldad, maaf
ayah tidak bisa pulang beberapa tahun ini, ayah juga rindu kamu. Kamu dan Kak
Edgar pasti sudah besar yah, nak ? Ayah sayang kalian, ayah cinta kalian, nak.
Ayah ingin memeluk kalian, nak. Setiap malam pun ayah hanya bisa berharap agar
bisa memeluk kalian, mencium kening kalian. "
Air mata ku mengalir ketika mendengar suara ayah
yang bergetar melalui telepon. Ayah, aku rindu. Aku juga ingin mencium dan
memeluk ayah.
" Ayah, aku
ingin merayakan natal bersama ayah. Aku ingin yah, aku rindu sama ayah. Aku
kepengen ke gereja bareng ayah, entah sekarang seperti apa wajah ayah, mungkin
ayah sudah beruban yah ? "
" Haha.. Eldad,
masih ingat cerita ayah dan ibu tentang santaclause yang baik hati, yang selalu
memberikan hadiah natal kepada anak-anak baik di seluruh dunia. Nak, jadilah
anak yang baik, anak yang baik selamanya, selamanya nak. Ayah janji akan
menjadi santaclause yang memenuhi keinginan Eldad untuk merayakan natal bersama
di Jakarta. "
" Kapan yah ?
Natal kapan ? "
" Ayah janji,
tahun ini adalah natal terakhir kamu tanpa ayah. Tahun depan, kita berempat
akan ke gereja bareng di hari natal yah, di Jakarta. "
Mendengar janji ayah, aku sangat bersemangat. Aku
sangat menunggu kehadiran natal di tahun berikutnya. Aku berjanji akan selalu
menjadi anak yang baik, selamanya. Aku juga berjanji akan selalu menjaga dengan
Kak Edgar, untuk ibu.
Di sekolah aku semakin bersemangat, nilai ku
melesat naik. Yah, aku akhirnya menghabiskan waktu untuk belajar, sehingga aku
bisa melewati hari tanpa terasa lama, aku berharap natal datang lebih cepat,
walaupun hanya sekedar "terasa" cepat karena aku sibuk belajar.
" Ibu, kita mau
buat surprise apa untuk ayah ? "
" Haha, ayah
tidak perlu surprise dari kita, ayah hanya ingin ketika tiba di Jakarta nanti,
melihat kita dalam keadaan sehat, bahagia, dan tidak kurang satu apapun..
"
" Yah ibu, tapi
aku pengen kasih surprise untuk ayah, natal khan tinggal 2 minggu lagi.. "
" Ya sudah,
pikirkan sana
sambil mandi.. "
Hmm.. Walau tidak terpikirkan juga surprise apa
yang akan ku berikan pada ayah, tapi aku tetap bersemangat menjalani hari-hari.
Yeah.. 2 minggu lagi natal, walaupun ayah baru bisa pulang tanggal 27, tapi
tidak apa, toh itu masih suasana natal.. Aku masih bisa merayakan natal bersama
ayah..
" Ayah,
bagaimana, sudah booking tiket khan ? "
" Sudah donk
nak, oh yah, tapi jangan kaget nanti kalo tiba2 kado natalnya tiba melalui
paket kiriman yah, karena ayah tidak bisa membawa banyak barang.. Jadi
entahlah, bisa jadi kado natalnya tiba di Jakarta
setelah ayah sampai duluan disana.. "
" Duh, gk apa
yah, yang penting ayah. Aku gak dapet kado natal juga gak apa, yang penting
ayah.. "
" Tapi kali ini
khan ayah sudah special siapin kado natal untuk kamu, nak.. "
" Haha, iya
deh.. Aku kangen ayah.. Gak sabar nunggu satu minggu lagi ayah pulang.. "
" Peluk cium
dari ayah, ayah sayang sama Eldad, sayang sama Edgar, sayang sama ibu.. Ayah
sayang kalian.. Ayah janji, setelah ayah pulang ke Jakarta
kali ini, ayah akan selamanya menetap bersama kalian, tidak akan ada lagi dinas
pekerjaan tanpa kalian.. Ayah akan memenuhi janji ayah untuk menghabiskan sisa
waktu ayah bersama kalian, nak.. "
" Horee.. I love you too ayah.. Janji yah..
Aku pun gak mau ditinggal ayah lama lagi.. Ini sieh lama banget lhoo.. Hehehe..
"
Hmm... Besok, tanggal
27.. Ayah pulang ke Jakarta ..
Akhirnya...
Masih bersuasanakan
libur natal dan tahun baru, begitu pula aku yang masih libur sekolah, Kak Edgar
yang libur kuliah, dan ibu yang akhirnya libur juga masak memasak untuk
cateringnya.. Kami akhirnya punya waktu menonton televisi bersama..
Dan ternyata, 26
Desember 2004, salah satu channel berita memuat liputan yang jelas menampar
kami bertiga.. Menayangkan video bencana yang serasa menusuk jantung kami..
Tsunami menimpa Aceh
dengan gempa berkekuatan hampir 9 SR..
***
Mayat ayah ditemukan. Setelah hampir 3 minggu
pencarian. Mayat ayah dikirim ke Jakarta .
Aku hanya bisa jatuh
berlutut ketika melihat mayat ayah. Ayah, sudah 6 tahun aku tidak melihat wajah
ayah, tidak tau bagaimana rupa ayah. Kini aku harus melihat wajah ayah yang
pucat membiru. Aku bahkan tidak tau kalau ternyata rambut ayah sudah penuh
dengan uban. Aku bahkan tidak tau bahwa ayah sudah berkumis tebal, aku bahkan
tidak tau bahwa kantong mata ayah sudah semakin tebal, dan aku bahkan tidak tau
bahwa kulit ayah sudah berkeriput dan tidak sesegar dulu. Aku juga tidak tau,
kalau tubuh ayah kini jauh lebih kurus dari 6 tahun yang lalu.
Ayah, inikah yang
ayah maksud dengan menghabiskan sisa hidup ayah bersama aku, Kak Edgar, dan
ibu. Ayah, kenapa ayah tidak bisa penuhi janji ayah untuk merayakan natal tahun
ini bersama ku, yah ? Bukankah aku sudah menjadi anak baik selama ini, kenapa
ayah tidak menjadi santaclause yang memberi hadiah natal yang ku harapkan, yah
?
Ayah, aku cinta
ayah.. Aku sayang ayah.. Ayah..
1 bulan setelah ayah
dikubur, kado natal dari ayah untuk kami tiba melalui paket kiriman. Paket
tersebut terlambat untuk tiba di Jakarta
dikarenakan musibah tsunami yang memang sempat mematikan aktifitas dan
kehidupan di Aceh.
Sebuah kaset video.. Hadiah natal apa yang ayah
berikan untuk ku ?
Aku memutar kaset
video itu, dan aku melihat gambar ayah yang mengenakan baju seragam berwarna
biru di sebuah ruangan yang agak kumuh.
" Eldad, kamu
senang melihat video ini, nak ? Mungkin ketika kamu melihat video ini, kamu
sudah merayakan natal bersama ayah yah, nak.. Nak, maafkan ayah. Selama ini
ayah membohongi kamu dengan kepergian ayah ke Aceh. Nak, ayah bukan pergi dinas
kerja di Aceh. Di sini, ayah menjalani hukuman penjara yang dijatuhkan kepada
ayah, nak. Mungkin kamu kaget, terkejut mendengarnya. Ayah meminta ibu dan Kak
Edgar untuk tidak menceritakan ini kepada kamu, karena ayah sendiri yang ingin
menceritakannya. Walaupun ayah bisa menceritakan langsung ketika ayah sampai di
Jakarta
nanti, tapi entah kenapa ayah ingin menceritakan melalui video ini, nak. Ha..
Mungkin saja nanti ayah jadi takut bertatapan langsung dengan kamu, jadi lebih
baik ayah lewat video saja yah, nak. "
" Eldad, 10
tahun lalu, ayah tergoda oleh rayuan iblis, nak. Ayah melakukan korupsi di
perusahaan tempat ayah bekerja, tepatnya di kantor cabang aceh, nak. Sekian
lama ayah berbuat dosa, sehingga pada akhirnya 6 tahun lalu kasus tersebut
terbongkar dan akhirnya ayah harus menjalani hukuman selama 6 tahun. Ayah juga
di khianati oleh teman-teman ayah, mereka yang ikut berkorupsi dengan ayah,
justru malah memberikan kesaksian yang memberatkan ayah, inilah akibatnya,
hukuman ayah menjadi sangat diperberat hingga 6 tahun. Tapi ayah terima semua
ini sebagai akibat yang harus ayah tanggung. Eldad, penjara sangat menyakitkan,
walaupun disini ayah melakukan banyak kegiatan, mulai dari membersihkan
halaman, mereparasi alat elektronik, memotong rumput, dan lainnya, tapi ayah
tersiksa karena tidak bisa bertemu kalian. Eldad, jagalah selalu kejujuran dimanapun
kamu berada yah, nak. Jangan menjadi seperti ayah yang kotor ini. Maafkan ayah
yang tidak bisa menjadi teladan buat kalian. Kalian harus janji tidak boleh
seperti ayah dalam hal yang kotor ini yah, nak. Selama 6 tahun ini, ayah tidak
bisa memberikan kalian penghidupan, ibu kalian lah yang selama ini menggantikan
kewajiban ayah. Disini ayah hanya bisa membuat beberapa puisi yang terkadang
ayah titipkan petugas untuk di kirim ke redaksi koran atau tabloid. Uang yang
tidak ada nilainya itu lah yang terkadang ayah kirimkan kepada ibu. Mungkin itu
bahkan tidak cukup untuk membeli beras untuk satu bulan, nak. Tapi itulah yang
bisa ayah upayakan di sini, nak. Eldad, dengan segala yang telah terjadi, ayah
minta maaf sama kamu, ayah telah mengecewakan kamu, mungkin setelah kamu
melihat video ini, kamu jadi malu karena punya ayah seorang mantan narapidana.
Maaf yah Eldad, tapi percaya, ayah sayang sama Eldad, sayang sama Edgar, dan
sayang sama ibu. Ayah cinta kalian.. "
Aku tidak bisa
menahan air mata ku, ayah menahan tangisnya ketika merekam video itu. Ayah,
ayah berada di dalam sel tahanan selama ini, kumuh. Ayah melakukan hal-hal yang
tak pernah ku sangka akan ayah lakukan, memotong rumput, membersihkan halaman.
Ayah, aku sakit mendengarnya. Aku sakit bukan karena kebenaran yang selama ini
telah ayah dan yang lain sembunyikan dari ku, tapi aku sakit yah, hati aku
perih membayangkan tubuh kurus ayah, kulit letih ayah, dengan mata kurang
tidur, tapi ayah masih harus bekerja memotong rumput disana. Ayah, ayah tau
khan aku tidak pernah suka melihat ayah melakukan hal-hal seperti itu. Ayah..
bahkan aku bisa menangis ketika melihat seorang bapak tau dengan baju lusuh
duduk di depan rumah kita sambil mencabut rumput, tapi sekarang aku mendapati
bahwa ayah melakukan hal itu.
" Eldad, ada
satu puisi yang ayah ciptakan untuk kamu. Tidak bisa ayah bacakan, ayah malu.
Ayah tuliskan untuk kamu, ada di paket kiriman. Eldad, sekali lagi, ayah sayang
kamu dan semua, selamat hari natal yah anak ku sayang. Tetap jadi anak baik
selamanya, ayah akan jadi santaclause di setiap hari natal mu, sampai kapan
pun, nak. Ayah sayang kamu, ayah cinta kamu. "
Anak ku..
Aku terbangun dari
istirahat ku..
Aku mendapati
bahwa aku sendiri..
Sedang mimpi apa
anak ku di dalam tidurnya ?
Adakah aku ?
Aku menyadari
bahwa aku hanya seorang pecundang..
Pembohong yang
sangat menusuk hati anak-anak ku..
Adakah mereka
membenci ku ?
Seperti semua
orang melakukanya..
Aku bukan
Superman, bahkan Superdad..
Aku bukan ayah yang pantas untuk mendengar
"aku ingin seperti ayah" dari mulut anak-anak ku..
Semua keringat dan
darah telah aku usahakan..
Jika itu belum cukup, anak ku, ambilah nyawa
dan hidup ku untuk mu..
Sekalipun aku mati..
Aku akan tersenyum
bahagia, jika kalian bahagia..
Sekalipun aku
mati..
Aku akan tersenyum
bangga, jika kalian menjadi anak baik selamanya..
dari ayah..
Ayah, Eldad janji, akan menjadi anak baik
selamanya, tidak akan mengulangi kesalahan ayah untuk kedua kalianya. Eldad
janji akan selalu menjaga dengan Kak Edgar, untuk ibu, untuk ayah. Ayah, Eldad
tidak pernah malu sama ayah, koruptor atau pun bukan, ayah tetap ayah yang
Eldad cintai, sampai mati.
Kini, natal menjadi
hari dimana gua selalu berharap, santaclause tercinta milik gua, bisa datang
untuk memenuhi janjinya. Walau gua tau, santaclause hanyalah tokoh di dalam
dongeng.
aiaidunk
0 comments:
Post a Comment