BLOGGER BICARA CINTA
#BBCblogdetik
Pagi itu aku terbangun, cukup terganggu dengan suara pertengkaran orang tua ku di lantai bawah. Samar-samar aku mendengar Ayah berkata "tidak bisa" dengan nada bicara seperti orang yang menahan tangis. Suara tangis Ibu jauh lebih kencang dan jelas terdengar.
Aku sudah lama mengetahui permasalahan yang ada di antara mereka. Tidak jarang aku mogok bicara dengan mereka karena muak dengan pertengkaran yang setiap malam mereka buat.
Beberapa bulan yang lalu, Ayah tertangkap basah oleh Ibu sedang berkencan dengan wanita lain. Tidak bisa dibayangkan lagi betapa kecewa dan marahnya Ibu atas pengkhianatan Ayah tersebut. Membina keluarga selama 18 tahun ternyata tidak membuat Ayah semakin setia kepada Ibu. Di mata ku, Ayah adalah seorang pria yang baik dan bijaksana karenanya aku harap Ayah bisa menyelesaikan masalah ini dengan cara yang baik dan bijaksana pula.
Hampir setiap siang Ibu terus-terusan menangis. Ketika malam datang, tak ada lagi perbincangan hangat selayaknya sebuah keluarga. Aku pun hanya bisa masuk ke kamar dan menutup mata, berharap masalah ini hanya mimpi.
Suatu siang, Ibu akhirnya bercerita bahwa ternyata wanita selingkuhan Ayah adalah mantan kekasihnya ketika kuliah. Wanita tersebut telah bercerai dari suaminya dan mulai dekat dengan Ayah sejak pertemuan reuni setahun yang lalu. Tangis Ibu semakin menjadi-jadi ketika mengatakan bahwa Ayah mengaku masih mencintainya. Aku hanya bisa diam dan memeluk Ibu kuat-kuat.
Malam itu, aku pulang agak larut. Ketika sampai di rumah, aku melihat Ayah sedang menonton TV sendirian dengan tatapan kosong. Aku tau Ibu pasti sudah masuk ke dalam kamar karena tidak ingin bersama dengan Ayah. Dengan langkah yang agak meragu, aku datang menghampiri Ayah dan duduk di sampingnya. Ayah menyapaku dengan senyumannya, tapi aku balas dengan wajah datar.
" Sampai kapan mau begini, Yah ?? " tanya ku dengan wajah datar sambil menahan tangis.
Jujur saja aku sangat menyayangi Ayah. Sekalipun perselingkuhan yang telah ia lakukan sama sekali tidak bisa di tolerir, aku tetap menyayanginya.
Ayah menghentikan senyum lemahnya dan kemudian menunduk. Raut wajah Ayah semakin muram dan sangat terlihat kesedihan disela-sela lekuk wajah tersebut.
" Ayah sangat mencintai Ibu mu, nak.. " Ayah mulai mengangkat wajahnya dan melanjutkan kata-katanya..
" Tapi Ayah juga tidak bisa membohongi perasaan Ayah kalau Ayah ternyata masih mencintai Tante Lina.. "
Aku tidak bisa menahan tangis ku. Aku tau pergulatan batin yang Ayah rasakan.
" Ayaah.. " panggilku lemas sambil menangis dan berusaha menghentikan tangisanku.
" Tolong berhenti untuk memilih. Ayah tidak berada dalam situasi dimana Ayah harus memilih. " lanjutku kepada Ayah.
Ayah sedikit bingung dengan perkataan ku. Ayah melihat dengan ekspresi bingung seakan menunggu ku mengutarakan maksud kata-kata tersebut.
" Ingat pertama kali ketika Ayah bertemu dengan Ibu, kemudian jatuh cinta kepadanya. Tolong ingat ketika Ayah memutuskan untuk melamar Ibu, menikah dengannya, dan mengikat janji suci dengan Ibu di depan Tuhan. Disaat itulah Ayah sudah memilih dan menentukan pendamping hidup Ayah. Ingat juga ketika Ibu mengabarkan berita kehamilan Ibu kepada Ayah, betapa bahagianya Ibu bisa memberikan Aku sebagai hadiah untuk Ayah. Ingat juga ketika Ibu melahirkan dan tersenyum bahagia sambil menggendong aku disamping Ayah. "
Ayah menangis. Aku pun gagal menahan air mataku.
" Ayah.. Aku percaya Ayah hanya mencintai Ibu seorang dan memang kenyataannya Ayah hanya boleh mencintai Ibu seorang, tidak boleh yang lain.. "
" Tapi Ayah benar-benar.. " jawab Ayah namun kemudian aku sela.
" Ayah sudah menikahi Ibu. Ayah menikahi Ibu karena cinta bukan ?? Ayah sudah melakukan hal yang tepat. Ayah sudah menikahi wanita yang Ayah cintai dan sekarang Ayah cukup mencintai wanita yang Ayah nikahi. " aku langsung berdiri meninggalkan Ayah dan menuju tangga ke kamar ku di lantai dua.
Aku berhenti sejenak di depan tangga dan berkata,
" Coba Ayah renungkan, siapa atau apa yang sebenarnya Ayah cintai, Tante Lina atau hanya sekedar memori antara Ayah dengannya di masa lalu.. " pintaku tegas kepada Ayah kemudian melanjutkan perkataan ku,
" Tapi satu hal yang sudah teramat PASTI.. dan aku ketahui adalah.. Ayah mencintai Ibu. "
***
Malam ini aku merayakan hari jadi pernikahan Ayah dan Ibu yang ke 19 tahun. Sehabis makan malam usai, tak disangka seorang pelayan mengantarkan sebuah kotak kecil kepada Ibu. Terkejut sekali Ibu ketika mendapati sebuah kalung berinisialkan huruf depan namanya ada di dalam kotak kecil tersebut. Masih dalam keadaan terkejut Ayah kemudian memberikan satu buket mawar merah kepada Ibu dan kemudian mencium keningnya sambil berkata,
" Aku tahu Tuhan tidak pernah mengambil lebih dari satu tulang rusuk seorang pria untuk menciptakan seorang wanita sebagai pendamping hidupnya. Jadi aku yakin bahwa aku hanya mencintai dan hanya akan mencintai satu wanita yang merupakan tulang rusuk ku itu, yaitu kamu.. "
- aiaidunk -
Cerita ini diikutsertakan dalam Blogger Bicara Cinta yang diselenggarakan oleh Blogdetik :)
0 comments:
Post a Comment