Popular Posts of The Week

November 30, 2018

Omija Cafe - Supermall Karawaci


Awalnya yang gue tau, OMIJA merupakan kafe yang hanya menjual dessert dan minuman ala Korea saja, tetapi ternyata OMIJA juga menyediakan beragam jenis main course khas Korea. 

Kali ini gue dkk mengunjungi OMIJA cabang Supermall Karawaci. Ukuran tempatnya cukup luas dan nyaman untuk dijadikan tempat santai :)

November 07, 2018

Pasar 8 Alam Sutera : Pastelia & Bakso Ikan Telur Asin AHAN

Nah, Sabtu pagi pekan lalu, gue sedang iseng berjalan-jalan di Pasar 8 Alam Sutera. Tujuannya sih untuk kuliner, walaupun pada akhirnya gue hanya mencicipi 2 jenis kuliner di sana karena perut sudah terlanjur kekenyangan. 

PASTELIA

Nah, PASTELIA ini ada di dalam Pasar 8 Alam Sutera-nya. Untuk lokasinya sendiri, karena kondisi pasar yang ramai dengan pedagang sayur dan pembeli, jadi mungkin harus lebih bersabar dan teliti dalam mencari lokasi PASTELIA ini. Tapi tenang saja, di bagian atas kiosnya ada judulnya kok, PASTELIA (maaf lupa foto) x_X.

PASTELIA ini menjual aneka jenis gorengan dimsum dengan komposisi daging yang padat sehingga cukup mengenyangkan. Oh yah, PASTELIA ini tidak menggunakan daging babi yah guys, melainkan udang, ikan, atau ayam. Jadi aman dan halal. 

Nah, Ini dia penampakan sebagian gorengan dimsumnya :


Saat itu gue membeli Siomay Goreng, Siomay Kukus, dan Swikiau. Harganya di kisaran Rp. 6.500,- sd Rp. 7.500,- per satuan. Untuk bumbunya sendiri diberikan bumbu kacang dan juga cabai rawit hijau secara terpisah. Inilah penampakannya setelah gue potong-potong dan gue siram dengan bumbu kacangnya.

November 05, 2018

Baso Aci Akang - Pasar Lama Tangerang


Beberapa waktu lalu, gue sempat jalan-jalan di sekitar Pasar Lama Tangerang. Tidak sengaja gue melihat ada tempat kuliner baru yang cukup ramai pada saat itu. BASO ACI AKANG namanya. Lokasinya sendiri terletak persis di depan Waroeng Serba Sambal (Waroeng SS).

Yah, walaupun gue baru saja selesai makan pempek kapal selam ukuran jumbo, gue tetap penasaran sama BASO ACI AKANG ini. Akhirnyaaaaa, gue langsung menyebrang menuju lokasi. Uuhuuyyy..

September 24, 2018

Tempat Wisata Instagram-able & Gratis di Jakarta Kota

Halo semuanya ~ 

Beberapa waktu lalu saat gue melakukan kegiatan wisata kuliner di daerah Jakarta Kota (Glodok, Pantjoran, dan sekitarnya), gue menyempatkan diri untuk berwisata ke beberapa tempat di sekitar sana. 

Tempatnya gratis alias tidak ada tiket masuk dan juga cukup instagram-able. Nah, jika kalian bosan dengan Kota Tua, mungkin tempat-tempat di bawah ini bisa menjadi alternative buat kalian semua yang tetap yang ingin berwisata di sekitar Jakarta Kota :D


Taman Lapangan Banteng


September 22, 2018

Kuliner di Gang Kalimati : Bakso Kangen & Kuo Tieh Akin

Beberapa bulan lalu gue dkk sempat mengikuti Jakarta China Town Walking Tour. Saat walking tour tersebut, ada beberapa sesi dimana seluruh peserta melakukan icip-icip kuliner khas setempat. Tetapi karena merasa 'kurang kenyang' alias tidak puas, maka gue dkk memutuskan untuk berkunjung lagi ke daerah Pancoran Glodok pada waktu yang berbeda. 

Walaupun tidak banyak yang gue dkk cicipi, tetapi semoga postingan ini bisa memberikan informasi kepada kalian semua yang ingin mencicipi kuliner di Glodok Pancoran yah :D


Eits, kalau foto yang di atas ini sih bukan di Glodok Pancoran, tetapi masih di depan Stasiun Duri ketika gue sedang pergi menuju ke Glodok Pancoran. Jadi ceritanya mampir dulu :D 

September 15, 2018

Pantjoran Tea House - Glodok Pancoran


Beberapa waktu lalu gue penasaran untuk icip-icip di Pantjoran Tea House yang terletak di daerah Pantjoran Glodok. Walaupun bukan penggemar minuman teh, tapi gue adalah penggemar dimsum, jadi gue sangat semangat untuk icip-icip dimsum sambil minum teh di Pantjoran Tea House ini. 

Sebelumnya gue mengetahui Pantjoran Tea House ini saat mengikuti Jakarta China Town Walking Tour pada awal tahun 2018 lalu. Nah, buat kalian yang ingin mengetahui sejarah dari Pantjoran Tea House, kalian bisa buka link berikut ini : Jakarta China Town Walking Tour (St. Maria de Fatima & Pantjoran Tea House)

Back to the topic about food in Pantjoran Tea House, so let's check the interior design first. 

August 24, 2018

Bangkok 2018 (Part 4) : Rute menuju Chatuchak Weekend Market & Line Village

Sebenarnya Chatuchak Market dan Line Village merupakan dua tempat yang tidak terlalu searah, tetapi gue dkk memutuskan untuk mengunjunginya pada hari yang sama. Tujuan ke Chatuchak Market adalah untuk wisata belanja, sedangkan tujuan ke Line Village adalah hanya untuk berfoto dengan Boneka Brownie raksasa (saja sih), hehe.

Karena wisata belanja akan memakan waktu lebih lama, maka gue dkk memutuskan untuk mengunjungi Chatuchak Market terlebih dahulu pada pagi hari. Oh yah, sesuai namanya, Chatuchak Weekend Market, jadi pasar ini memang hanya dibuka saat weekend (sabtu dan minggu) saja yah guys. Okay, back to the route. Berikut adalah rute gue dkk :

Dari hotel gue dkk naik BTS dan turun di BTS Mo Chit. Dari BTS Mo Chit, gue keluar melalui jalur Exit 1. 


Setelah keluar melalui jalur Exit 1, gue cukup berjalan kaki sekitar 10 menit saja. Petunjuk jalan di sekitar sana cukup jelas, jadi jika kalian membacanya, gue pastikan kalian tidak akan nyasar. Berikut adalah suasana jalan kaki menuju ke Chatuchak Market. 

August 20, 2018

Bangkok 2018 (Part 3) : Rute menuju Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, dan Asiatique dalam sehari

Hari yang padat! Itulah yang bisa gue katakan untuk menggambarkan hari ketika gue dkk memutuskan untuk mengunjungi Grand Palace, Wat Pho, War Arun, dan Asiatique dalam sehari.

Keputusan ini diambil karena gue dkk tidak terlalu lama berada di Bangkok, jadi ya sudah deh, manfaatkan saja waktu yang ada sebaik mungkin. Sebenarnya ada beberapa 'sekalian' yang bisa dimanfaatkan ketika mengunjungi Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, dan Asiatique dalam sehari, antara lain : * Sekalian menggunakan pakaian tertutup dalam sehari, karena mengunjungi Grand Palace, Wat Pho, dan Wat Arun harus berpakaian tangan dan celana panjang. * Sekalian menggunakan transportasi Boat dalam sehari, karena memang untuk mengunjungi Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, dan Asiatique bisa melalui jalur sungai. 

Tapi ada juga kekurangan yang gue rasakan ketika mengunjungi Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, dan Asiatique dalam sehari, yaitu karena berkali-kali naik Boat melalui sungai, alhasil gue jadi terkena hembusan angin dari Boat yang berlaju cepat, maka rambut gue menjadi kusut dan pada saat foto di tempat-tempat terakhir, rambut gue jadi tidak serapi saat awal dan wajah juga jadi lebih kusam. Huhu.. Oke, sekian curhatnya, sekarang waktunya review dan bercerita!

Grand Palace

Saat keluar dari De Lavender Bangkok Hotel, gue dkk langsung naik BTS menuju ke BTS Saphan Taksin. Dari BTS Saphan Taksin, gue dkk keluar melalui jalur Exit 2 menuju ke Sathorn Tier (dermaga tempat gue dkk naik Boat). Berikut adalah arah jalan yang gue lalui dari BTS Saphan Taksin menuju ke Sathorn Tier :


August 19, 2018

Bangkok 2018 (Part 2) : De Lavender Bangkok Hotel - Pratunam Market


Bagi kalian yang mau tau bagaimana cara menuju ke De Lavender Bangkok Hotel di Pratunam Market ini, bisa cek di postingan berikut ini yah -> Menuju De Lavender Bangkok Hotel dari DMK Airport menggunakan Bus 

Okay, jadi ceritanya sebelum gue memutuskan untuk menginap di De Lavender Bangkok Hotel ini, gue sudah sempat memesan apartment di airbnb. Namun, sekitar 1 bulan sebelum keberangkatan gue ke Bangkok, pihak pemilik apartment melakukan pembatalan dan mengembalikan uang yang sudah gue bayar, dengan alasan ada regulasi baru di Bangkok dimana pemilik apartment tidak boleh menyewakan apartment pribadi miliknya untuk penyewaan harian. Hmm, gue tidak begitu paham sih kebenaran regulasi ini. 

Setelah itu akhirnya gue mencari penginapan di aplikasi traveloka dan memutuskan untuk memesan kamar di De Lavender Bangkok Hotel ini. Saat itu gue memesan kamar untuk kapasitas 3 orang seharga Rp. 845.000,- / malam. Harga tersebut tidak termasuk breakfast yah, karena memang De Lavender Bangkok Hotel ini tidak menyediakan layanan makanan (yah, secara lokasinya sudah sangat dekat sekali dengan Pratunam Market yang banyak makanannya).

Oh yah, sebelum lebih lanjut, gue share dulu yah foto-foto di depan De Lavender Bangkok Hotel (yang lokasinya ada di dalam gang).

August 11, 2018

Bangkok 2018 (Part 1) : Naik Bus dari DMK menuju De Lavender Bangkok Hotel (Pratunam Market)

Beberapa waktu lalu gue habis jalan-jalan ke Bangkok - Thailand guys, yeayyy, I was so excited ~

Beberapa bulan sebelum keberangkatan gue ke Bangkok, gue sudah melakukan pemesanan hotel di De Lavender Bangkok Hotel yang terletak di dekat Pratunam Market. Nah, jadi di postingan kali ini gue akan menceritakan perjalanan gue dari Don Muang Airport menuju De Lavender Bangkok Hotel tersebut menggunakan Bus. 

Setelah keluar dari pintu kedatangan di Don Muang Airport, gue bertemu dengan papan petunjuk yang jelas seperti di bawah ini : 

 Sesuai petunjuk di papan, maka bagi yang mau naik Bus, Taxi, dan Shuttle Bus menuju ke Suvarnabhumi Airport, bisa langsung berbelok ke kiri. Sedangkan bagi group tour tertentu, maka bisa langsung berbelok ke kanan.

Karena gue mau naik Bus, maka gue langsung berbelok ke kiri menuju Gate 6.  Inilah penampakan Gate 6.

June 17, 2018

Golden Lamian - Supermall Lippo Karawaci


Haloooo.. Guys, beberapa waktu lalu, gue sempat mencicipi makanan di Golden Lamian cabang Supermall Lippo Karawaci dan sekarang gue mau berbagi cerita deh ke kalian semua :)

Golden Lamian ini memiliki menu utama pada Mie dan Nasi Hainam, jadi kalian tidak akan bisa menemukan nasi putih biasa di Golden Lamian ini. Oh iya, selain di Supermall Lippo Karawaci, ternyata Golden Lamian juga sudah memiliki banyak cabang di mall lain yang berlokasi di Jakarta, untuk detil cabang lokasinya, kalian bisa cek di www.goldenlamian.com/locations

Oke, kembali ke menu di Golden Lamian. Berikut adalah daftar menunya :

Chopstix - Plaza Indonesia


Hai guys! Beberapa waktu lalu, gue sempat berkunjung ke Plaza Indonesia. Saat itu gue sempat mencicipi makanan di Chopstix. Awalnya gue masuk ke Chopstix ini hanya untuk membeli minuman, tapi justru berakhir dengan membeli main course dan juga side dish, deh! :'(

Selain ada di Plaza Indonesia, Chopstix juga membuka cabang di beberapa mall lainnya di Jakarta, Tangerang, Bandung, dan Bekasi. Untuk yang di Plaza Indonesia sendiri, ukuran tempatnya memang tidak terlalu besar, tapi penempatan meja dan kursi dibuat sangat efisien sehingga dapat menampung cukup banyak pengunjung. 

May 20, 2018

(Pengalaman Mengantri) Yayoi Kusuma Exhibition Indonesia 2018

Hai guys, kemarin gue sempat mengunjungi Yayoi Kusuma Exhibition lho yang ada di Museum Macan - AKR Tower Jakarta Barat. 

Nah, sebenarnya Yayoi Kusuma Exhibition ini sudah pernah diselenggarakan di beberapa negara, seperti di Australia dan Singapore. Beruntungnya, kali ini Yayoi Kusuma Exhibition juga diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di Museum Macan - AKR Tower Jakarta Barat, yuhuuu..  


Sebelum gue bahas lebih lanjut, kalian tau kah siapa itu Yayoi Kusuma? Hmm, well, lebih lengkapnya kalian bisa mencari tau di google, tapi secara singkat bisa gue ceritakan di sini :)

March 06, 2018

Jakarta China Town Walking Tour (Part 4) : Kuliner di Gang Gloria

Waktunya kuliner ! Yipiiieee... 

Nah, setelah gue bercerita tentang seluruh tempat bersejarah yang gue dkk kunjungi, sekarang waktunya bercerita tentang kuliner yang gue dkk cicipi selama di Glodok Pancoran. Jika kalian warga sekitar Glodok Pancoran, pasti kalian sudah mengetahui keberadaan Gang Gloria yang terkenal dengan ragam kuliner enaknya.

Yaps ! Gue juga mencicipi beberapa kuliner di Gang Gloria, yuks disimak!

- Kopi Es Tak Kie - 


Sebenarnya tidak ada yang terlalu spesial dengan rasa Kopi Es Tak Kie ini, tetapi karena Kopi Es Tak Kie ini cukup melegenda, maka tetap saja banyak pengunjung yang datang ke sini. Yaps! Melegenda karena sudah ada sejak tahun 1927..

March 04, 2018

Jakarta China Town Walking Tour (Part 3) : Gereja St. Maria de Fatima & Pantjoran Tea House

Tidak hanya mengunjungi Klenteng, saat mengikuti Jakarta China Town Walking Tour, gue dkk juga diajak mengunjungi Gereja Katolik St. Maria de Fatima yang lokasinya bersebelahan dengan Sekolah Ricci (kalau tidak salah namanya). 



Gereja Katolik St. Maria de Fatima ini didesign oleh seorang arsitektur thionghoa, jadi kalian jangan bingung jika melihat design Gereja ini yang sangat mirip dengan design bangunan di negara Cina. Design inilah yang akhirnya menjadi daya tarik Gereja Katolik St. Maria de Fatima. Di depan bangunan Gereja ini juga terdapat 2 patung Singa di bagian kanan dan kiri (sayangnya gue lupa foto, hehe). Patung Singa itu dipercayai oleh masyarakat thionghoa sebagai simbol penjaga sekaligus kemegahan arsitektur khas tionghoa. 

March 03, 2018

Jakarta China Town Walking Tour (Part 2) : Glodok Kota 1000 Klenteng

Setelah selesai dari Candra Naya Mansion, gue dkk langsung mengikuti arahan tour guide untuk menuju ke Klenteng Jin De Yuan atau yang biasa dikenal dengan nama Vihara Dharma Bhakti. 

Tapi sebelum gue bercerita lebih jauh, gue mau sedikit bercerita dulu mengenai perbedaan antara Klenteng dan Vihara. Hehe, yaps! Biar kalian semua juga gak bingung.. Jadi Klenteng itu adalah tempat ibadah umat Kong Hu Cu. Di dalamnya terdapat patung dewa dewi yang dipercaya oleh umat Kong Hu Cu. Sedangkan Vihara (yang dibaca Wihara) itu adalah tempat ibadah umat Buddha. Di dalamnya terdapat patung Buddha dan (terkadang) juga ada patung murid-murid Sang Buddha. 

Lalu kenapa di Indonesia, lokasi Klenteng sering bersamaan dengan Vihara atau sebaliknya? Nah, ada banyak faktor sih, tapi salah satu faktor yang gue tau adalah karena dulu Kong Hu Cu belum menjadi agama yang disahkan di Indonesia, sehingga umat Kong Hu Cu diwajibkan memilih satu dari lima agama sah di Indonesia untuk dimasukan ke dalam KTP. 

Berhubung cara ibadah umat Buddha adalah yang paling mendekati cara ibadah umat Kong Hu Cu, maka mayoritas umat Kong Hu Cu mengakui dirinya sebagai umat Buddha, walaupun pada prakteknya mereka tetap beribadah dengan cara ibadah umat Kong Hu Cu. 

Oke, sekian penjabaran singkatnya. Lanjut ke cerita awal gue tentang perjalanan menuju Klenteng Jin De Yuan atau Vihara Dharma Bhakti. Setelah lebih kurang 1 kilometer dan melewati gang-gang, akhirnya gue dkk tiba di lokasi. 

- Klenteng Jin De Yuan atau Vihara Dharma Bhakti -



Lokasi Klenteng Jin De Yuan ini berdekatan dengan sungai dan pasar. Menurut tour guide gue dkk, mostly lokasi klenteng atau vihara memang dibuat dekat dengan kedua tempat tersebut, karena sungai dan pasar dianggap sebagai sumber kehidupan. Hmm, mungkin ini adalah filosofinya kali yah, hehehe.. 

February 28, 2018

Jakarta China Town Walking Tour (Part 1) : Candra Naya Mansion

Beberapa waktu lalu, tidak sengaja gue melihat iklan di Instagram mengenai Jakarta China Town Walking Tour yang diadakan oleh Walkindies Travel. Paket tour tersebut dibuat untuk setengah hari saja dengan tujuan ke beberapa situs bersejarah yang berkaitan dengan peradaban thionghoa di Kota Jakarta. 

Harga normalnya adalah Rp. 250.000,- / orang include jasa tour guide (dual bahasa), air mineral, Jakarta pocket map, tasting food kuliner khas setempat, dan donasi untuk tempat ibadah yang dikunjungi. Tapi karena sedang ada promo untuk pendaftaran 2 orang sekaligus, maka gue dan teman gue mendapatkan harga Rp. 200.000,- / orang.  

Jadwal tour adalah di hari Sabtu pagi, tepatnya seminggu setelah Hari Raya Imlek. Untuk lokasi pertemuannya adalah di depan lobi Novotel Gajah Mada sekitar jam 8.30 pagi. 

Setelah seluruh peserta tour berkumpul, briefing pun dimulai. Ada 6 orang peserta dan 4 orang diantaranya adalah turis asing. YA! Itu artinya yang turis lokal hanya gue dan teman gue :D Tidak lama setelah briefing, acara tour pun langsung dimulai. Tujuan pertama adalah Candra Naya Mansion, karena lokasinya memang berada persis di samping lobi Novotel Gajah Mada. 

Penampakan Depan Candra Naya Mansion
Penampakan Samping GEDUNG DEPAN

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...